Coretan Hati: Tanpa Suara

Post a Comment
Coretan Hati: Tanpa Suara

Oleh: Nanda, S.Pd

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari perjalanan sebuah rasa dibanding mengagumi ia tanpa suara. Ketika detak jantung memburu saat tatapan merekuh dirinya yang memesona, lalu mengaburkan semua logika yang bergemuruh di alam nyata.

Tidak ada yang lebih membuat resah selain rindu tak terbalas. Ketika inginmu untuk bertemu, namun lakumu hanyalah langkah tanpa jejak, bergeming tidak pernah beranjak. Maka malam-malammu menjadi panjang, mengenang dia yang kau cinta namun tidak tahu apa yang ada dihatinya.

Tidak ada yang lebih rumit selain doa terpinta bersama nama menembus Arasy-Nya. Ketika harapan melangit, keinginan menggelora,. sedangkan daya tak mampu berbuat apa-apa. Pasrah menjadi teman, Allah menjadi satu-satunya harapan, dan imaji terbang berkelana menembus batas ruang dan zaman.

Namun, tahukah kamu? Tak semua cinta dalam diam berakhir bahagia. Ada yang harus kehilangan separuh jiwa ketika tahu ia yang dicinta selama puluhan purnama tak membalas rasa yang seharusnya membuat bahagia.

Tahukah kamu, Bisa jadi dia juga mengirimkan nama dalam doa-doanya, namun bukan namamu. Justru nama manusia lain yang mungkin telah Allah ciptakan untuk menyempurnakan agamanya.

Hanya saja, mungkin kamu masih punya harapan untuk bersama. Seperti Fatimah Az-Zahra yang dibalut dengan iman yang menggetarkan hingga mengalahkan cintanya pada Ali. Juga layaknya Ibunda Khadijah yang tersihir dengan pesona Muhammad bin Abdullah, hingga memilih jalan penuh berkah untuk bersanding dengan sang Lelaki Semesta.

Namun cinta pada Allah adalah yang utama. Sebab jika ini menjadi pusat doa-doamu, titik inti tingkah lakumu, maka tak perlu kau resah dengan perasaan yang mendalam sebelum akad. Karena Allah akan memenangkanmu dengan menganugerahkan bahagia yang terkira. 

Kemenangan itu lahir lewat pertemuan dengan pasangan hidupmu yang akan kau bawa berkeliling dunia hingga ke syurga. Semoga begitu.

Related Posts

Post a Comment