Sifat-Sifat Tuhan
Oleh: Nanda, S.Pd
Beberapa kepercayaan di dunia, mereka percaya bahwa Tuhan itu ada. Jadi mereka lebih menekankan pada sifat-sifat Tuhan. Namun kita sebagai Muslim, kita harus membahas sifat-sifat Allah. Dalam kepercayaan kita, ada sifat yang melekat pada Tuhan. Pertanyaan yang fundamental Apakah Allah memiliki sifat? Jika ada, apakah manusia mampu memahami sifat Tuhan secara utuh?
Dari pertanyaan diatas maka ada beberapa dimensi untuk menjawabnya.
1. Sebagian pemikir barat bahwa kita tidak bisa menisbatkan suatu sifat pada Tuhan. Sebab tuhan adalah zat yang mulia, Tuhan adalah zat yang tidak terbatas. Jika menisbatkan suatu sifat pada Tuhan maka itu menunjukkan keterbatasan.
Sebagian lainnya berpendapat bahwa perlu ada penisbatan suatu sifat pada Tuhan agar orang awam mampu mengetahui keberadaan Tuhan.
Mulla Sadra, Tuhan memiliki 2 esensi yakni esensi Ahadiah dan esensi wahadiah. Esensi Ahadiah adalah dzat batin yang melekat pada Tuhan. Dzat Tuhan tidak berdiri murakkab, artinya Dzat-Nya hanya satu. Tuhan tidak memiliki dzat yang lain yang serupa dengan-Nya. Sehingga tidak ada yang menyamakan Tuhan. Sedangkan Esensi Wahadiah adalah suatu titik permulaan munculnya alam semesta. Pada maqam ini, Allah bisa disandingkan dengan sebuah sifat pada-Nya.
2. Hubungan Sifat Tuhan dengan Zat Tuhan
Sebagian filosof dan pemuka agama menganggap bahwa sifat Tuhan dengan zat Tuhan itu sama, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sifat dan Dzat itu melekat pada Tuhan. Tuhan maha mengetahui, bukan berarti dulunya tidak tahu baru kemudian tahu. Jika kita mengatakan Allah maha mengetahui maka Sifat dan Dzat maha mengetahui itu sudah melekat pada Tuhan. Berbeda dengan manusia, mengetahui pada manusia harus diaktualisasikan dulu, baru kemudian bisa dikatakan mengetahui.
3. Pemahaman manusia terhadap sifat-sifat Tuhan
a. Sebagian orang menganggap bahwa manusia memahami sifat Tuhan namun tidak utuh.
b. Manusia yang mampu memahami sifat Tuhan secara utuh hanyalah orang yg Mukhlas. Sebab mereka dijaga oleh Allah dari segala bentuk dosa(Maksum).
Manusia baik itu ada dua,
a. Mukhlisin, manusia dengan sifat baik maka mereka dihormati. Mereka percaya pada Tuhan dan utusan-Nya
b. Mukhlas, manusia yang dijaga oleh Allah dari segala bentuk dosa. Mereka inilah yang memiliki pemahaman yang lengkap dan utuh terhadap sifat Tuhan.
4. Cara untuk memahami sifat Tuhan
Setiap kepercayaan ada cara untuk membuktikan sifat Tuhan yang disandang-Nya. Cara pertama, melalui wajibul wujud, yakni Allah adalah wajibul wujud, sehingga wujud Tuhan tidak memerlukan wujud lain. Maka dengan pemahaman wajibul wujud maka kita telah memiliki cara memahami sifat-sifat Allah.
Cara kedua, melalui kesempurnaan yang mutlak. Allah memiliki kesempurnaan yang absolute, Allah maha sempurna, berbeda dengan manusia yang kesempurnaannya terbatas.
Cara ketiga, sifat-sifat Tuhan tidak diketahui tanpa perantara artinya manusia harus bersimpuh meminta pertolongan untuk memiliki pemahaman yang utuh.
5. Apakah dapat kita samakan Sifat Tuhan dengan sifat Manusia?
Kita tidak dapat menyamakan sifat yang ada pada manusia dengan sifat yang terdapat Tuhan. Sebab sifat pada manusia sangatlah terbatas, contohnya, melihat. Melihat manusia berbeda dengan maha melihat Allah. Melihat manusia sangat terbatas, sedangkan Allah maha melihat, sifat-Nya tidak terbatas. Sifat-sifat pada Manusia adalah percikan dari sifat-sifat Tuhan.
Post a Comment
Post a Comment