Membujang adalah Pilihan Terakhir

Post a Comment
Membujang adalah Pilihan Terakhir
Oleh: Nanda,S.Pd

Imam al-Ghazali dalam Ihyâ’ cenderung merekomendasikan membujang sebagai ‘pilihan terakhir’ jika seseorang tidak bisa menghindar dari berbagai efek samping pernikahan. Setelah mengurai panjang lebar tentang keutamaan menikah, beliau mengimbanginya dengan menyebutkan efek samping pernikahan bagi para salik diantaranya sulit mendapatkan rezeki yang halal. Orang yang menikah memiliki tuntutan nafkah yang jauh lebih besar daripada orang yang membujang. Pada zaman seperti sekarang mendapatkan rezeki yang halal (tidak syubhat) merupakan suatu yang lumayan sulit. Apalagi, jika istri, anak dan keluarganya merupakan orang-orang yang tidak qanâ’ah, maka tuntutan kesejahteraan dari mereka sangat mungkin membuat seseorang menjadi kehilangan kendali dan kehati-hatiannya terhadap ‘uang’. Itulah yang dimaksudkan oleh Rasulullah dalam sabdanya:
يَأْتِيْ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَكُوْنُ هَلَاكُ الرَّجُلِ عَلَى يَدِ زَوْجَتِهِ وَأَبَوَيْهِ وَوَلَدِهِ. يُعَيِّرُوْنَهُ بِالفَقْرِ وَيُكَلِّفُوْنَهُ مَا لَا يُطِيْقُ، فَيَدْخُلُ المَدَاخِلَ الَّتِيْ يَذْهَبُ فِيْهَا دِيْنُهُ، فَيَهْلِكُ.
Akan datang suatu masa, di mana kerusakan seseorang disebabkan oleh istri, orangtua, dan anaknya. Mereka mencela dia karena kesulitan ekonomi dan membebaninya dengan permintaan di luar kemampuan. Akhir­nya dia memasuki tempat (kerja) yang membahayakan agamanya, maka rusaklah dia. (HR al-Baihaqi  dalam Kitab az-Zuhdi dari Abu Hurairah).

Sumber: Kitab Ihya Ulumuddin

Related Posts

Post a Comment