Amat Rhang Manyang si Anak Durhaka
Bagi masyarakat Aceh tentu tidak asing lagi dengan nama Amat Rhang Manyang. Dalam cerita legenda Aceh, Amat Rhang Manyang diyakini dikutuk menjadi batu oleh Ibunya gara-gara durhaka. Hal tersebut dapat kita lihat pada munculnya batu karang yang mirip kapal di Krung Raya, Aceh Besar.
Kisah Amat sama dengan kisah Malin Kundang. Amat yang terlahir dari keluarga miskin meminta izin kepada Ibunya untuk merantau. Pada awalnya, Ibu Amat sempat menolak keinginan Amat merantau. Betapa tidak, Amat adalah anak satu-satunya. Jadi wajar saja, Ibu Amat sempat menolak keinginan Amat merantau. Namun karena desakan Amat yang terus menerus meminta diizinkan untuk merantau. Dengan dalih memperbaiki taraf hidup dan membahagiakan orangtua. Akhirnya Ibu Amat mengizinkannya merantau, meskipun dengan berat hati Ibu Amat mengizinkannya.
Puluhan tahun kemudian, Amat menjadi saudagar kaya dan telah berkeluarga di Pulau Pinang. Amat pulang menjenguk negerinya, Ibu dan rekan-rekannya semasa kecil.
Saat kapal Amat berlabuh di kawasan Krung Raya. Seluruh warga menyambutnya, termasuk Ibu Amat dan pamannya. Pamannya memanggil Amat lalu memperkenalkan perempuan tua yang disampingnya adalah Ibu Amat. Penampilannya yang compang camping, tua, keriput, ubanan dan bungkuk. Namun Amat menolak mengakui bahwa itu Ibunya. Karena malu pada Istrinya dan awak kapalnya yang megah. Anak durhaka tersebut menendang Ibunya sampai jatuh. Lalu dia mengajak seluruh anak buahnya kembali ke kapal, ingin meninggalkan tempat itu. Kapal pun perlahan berlayar meninggalkan pantai.
Ibunya berdoa kepada Allah, memohon keadilan dan kesadaran anaknya. Petaka datang, hujan, badai, kabut dan gemuruh. Tak lama kemudian cuaca kembali membaik. di kejauhan terlihat kapal Amat Rhang Manyang berserta seluruh isinya menjadi batu karang.
Begitulah kisahnya yang kemudian diceritakan turun-temurun di lingkungan masyarakat Aceh Besar sebagai dongeng yang menjadikan pengajaran bagi anak-anak agar tidak durhaka pada orangtua dan selalu berbakti padanya. Batu karang itu pun masih bisa dilihat di Krung Raya, Aceh Besar. Orang-orang menyebutnya Bate Kapai Amat yang artinya Batu Kapal Amat.
Ibunya berdoa kepada Allah, memohon keadilan dan kesadaran anaknya. Petaka datang, hujan, badai, kabut dan gemuruh. Tak lama kemudian cuaca kembali membaik. di kejauhan terlihat kapal Amat Rhang Manyang berserta seluruh isinya menjadi batu karang.
Begitulah kisahnya yang kemudian diceritakan turun-temurun di lingkungan masyarakat Aceh Besar sebagai dongeng yang menjadikan pengajaran bagi anak-anak agar tidak durhaka pada orangtua dan selalu berbakti padanya. Batu karang itu pun masih bisa dilihat di Krung Raya, Aceh Besar. Orang-orang menyebutnya Bate Kapai Amat yang artinya Batu Kapal Amat.
Post a Comment
Post a Comment