Berkebun Kebaikan

Post a Comment

Berkebun Kebaikan

Berkebun bukan saja tentang tumbuhan, melainkan tentang apa yang kita tanam dalam kehidupan. Jika menanam kebaikan, maka yang dituai juga kebaikan. Sebaliknya, jika yang ditanam adalah kejahatan, maka itu pula yang akan dituai.

Maka dari itu, kita sebagai muslim sudah seyogyanya terus berbuat kebaikan. Mengapa demikian?, Karena kita tidak pernah tahu kebaikan mana yang akan membawa kita masuk surga. Begitu juga sebaliknya, sebagai muslim sudah seharusnya kita menjauhi perbuatan yang tercela, sebab kita tidak pernah tahu maksiat yang mana yang akan mengantarkan kita kedalam neraka, nauzubillah min zalik.

Firman Allah dalam Surah As-Syura: 23 yang artinya "Dan barangsiapa mengerjakan kebaikan akan kami tambahkan kebaikan baginya"

Ayat diatas juga senada dengan firman Allah dalam Surah An-Nisa: 40 yang artinya "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang, walaupun sebesar zarrah. Dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar".

Menurut sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa sesungguhnya sebagian dari pahala kebaikan ialah kebaikan yang lain sesudahnya, dan sesungguhnya balasan keburukan ialah keburukan lain sesudahnya. 

Dengan demikian, dari kedua ayat diatas, Allah menyeru manusia untuk selalu berbuat baik. Sebab sekecil apapun kebaikan itu, Allah tetap mengapresiasi kebaikan itu. Dan sekecil apapun kejahatan yang dilakukan, Allah akan tetap membalas kejahatan itu.

Ada sebuah cerita pada zaman Rasulullah Saw tentang pezina yang memberikan air pada seekor anjing. “Ketika seorang laki-laki sedang berjalan, dia merasakan kehausan yang sangat, lalu dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, ‘Anjing ini kehausan seperti diriku.’ Maka dia mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?” Beliau menjawab, “Setiap memberi minum pada hewan akan mendapatkan ganjaran.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244)

Dari cerita diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Cerita diatas memotivasi manusia agar senantiasa untuk berbuat baik bukan pada manusia saja, tetapi juga pada hewan sekalipun.
2. Memberikan minum pada hewan yang membutuhkan termasuk pula anjing akan menuai pahala dan terhapusnya dosa.
3. Besarnya karunia Allah dan keluasan rahmat-Nya. Dia membalas dengan balasan yang besar atas perbuatan yang sedikit. Allah mengampuni dosa orang tersebut hanya dengan sedikit perbuatan, yaitu dengan memberi minum anjing.
4. Seorang muslim pelaku dosa besar tidak divonis kafir. Bisa jadi Allah mengampuni dosa besar tanpa taubat karena dia melakukan kebaikan yang dengannya Allah mengampuninya. Wanita pezina itu diampuni bukan karena taubatnya, namun karena dia memberi minum anjing.

Dan ada kisah pula pada zaman Rasulullah Saw tentang seorang wanita masuk neraka karena menyiksa seekor kucing. Shahih Imam Bukhari meriwayatkan dari Asma binti Abu Bakar. Nabi Muhammad SAW suatu kali bersabda, "Neraka mendekat kepadaku sampai aku berkata, "Wahai Tuhan, apakah aku akan bersama mereka?'

Tiba-tiba, muncul seorang perempuan dicakar seekor kucing. Aku bertanya, 'Ada apa dengan perempuan ini?' Mereka (para malaikat) menjawab, 'Perempuan itu mengurung kucing itu hingga mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan ataupun membiarkannya makan'."

Dari cerita diatas, maka jelaslah sudah bahwa ancaman siksaan-Nya bagi siapapun yang menyiksa binatang. Oleh sebab itu, jangan remehkan setiap maksiat yang kecil, dan jangan sepelekan juga tiap-tiap kebaikan yang kecil. Sebab sekecil apapun amalan kita, tetap saja dibalas oleh Allah ta'ala.

Related Posts

Post a Comment